Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas DI Selat Malaka 

Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas DI Selat Malaka  - Kali ini saya akan menceritakan perjalan saya bersama empat orang kawan yang super nekat, gimana ga nekat, perencanaan kami kurang dari 24 jam. Tapi karena kami yang sudah terbiasa dengan hal – hal yang mendadak, jadi alhamdullilah semuanya lancar sampai tujuan dan dapat kembali ke rumah tercinta.


Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas DI Selat Malaka (Meninjau Laut Dari Balik Bebatuan)



Lokasi yang akan kami kunjungi adalah dua buah pulau yang letaknya hampir diluar dari garis teritorial dari Indonesia (sudah terbayang bukan ombaknya seperti apa nanti waktu berlayar?).  Nama kedua pulai ini adalah pulau Pandang dan pulau Salah Nama. Kalau selintas saya lihat informasi dan foto – fotonya di sosial media,  sepertinya sih menyenangkan. Nah, hal itu pula yang menjadi alasan kami kenapa tidak menolak rencana dadakan kali ini.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas DI Selat Malaka  


Sebelumnya, kalian bisa lihat di map dunia atau google map, sebenarnya pulau ini sudah jauh di luar  pulau Sumatra dan lokasinya memang sudah masuk lingkaran selat Malaka. Jika kalian tertarik untuk mengunjungi pulau ini, perjalanan dapat ditempuh melalui Pelabuhan Tanjung Tiram, Kota Batubara. Waktu tempuh menuju pulau tersebut  memakan waktu 2,5 – 3 jam dari Medan. Saya sarankan jika kalian berencana pergi kemari, lebih baik berangkat pada malam hari agar bisa naik perahu lebih pagi. Kenapa begitu? Karena, siapa sih yang tidak suka menyaksikan pemandangan sunrise yang sangat cantik, saya yakin semua pembaca pasti menyukai pemandangan tersebut . Sepanjang kami mengarungi lautan, mata kami disuguhi dengan pemandangan sunrise yang luar biasa indahnya. Very recommended deh pokoknya! (Two thumbs up)

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka  

Pada pukul 9 malam dengan persiapan yang seadaanya, saya berangkat dari Medan menuju Pakam untuk berkumpul di rumah Faqih (salah satu rekan perjalanan kali ini). Sebelumnya saya mengisi perut terlebih dahulu. Kebetulan di Pakam ada nasi goreng favorit saya, yaitu 'nasi goreng ulek'. Saya berangkat menggunakan sepeda motor, karena selain anti macet, motor ini bisa sedikit menghemat biaya bensin menurut saya.  Setelah seluruh rekan perjalanan berkumpul semua, kami langsung melakukan perjalanan menuju pelabuhan Tanjung Tiram, namun di tengah perjalanan kami bertemu dengan rombongan yang akan melakukan perjalanan ke lokasi yang sama, sehingga perjalanan kami malam itu tidak begitu sepi alias menjadi ramean.
Pada jam 1 dini hari, kami yang tidak begitu paham lokasi disana memutuskan untuk bergabung bersama rombongan tersebut (kalau tidak salah jumalahnya 40-50 orang). Namun ternyata, mereka singgah terlebih dahulu di sebuah penginapan yang tidak jauh dari pelabuhan Tanjung Tiram untuk beristirahat. Rencana awal kami sebelumnya adalah beristirahat di sebuah mesjid, namun kami yang mengikuti rombongan tersebut akhirnya mutuskan untuk stay di penginapan tersebut dan kami mendapatkan posisi tidur tepat dekat pintu kamar mandi, karena sekian puluh orang yang di tumpuk dalam satu rumah. (ya gimana lagi namanya juga gratisan haha. Thx)

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Find your way)

Baru saja saya memejamkan mata, tiba – tiba salah satu dari rombongan mereka membangunkan kami semua, dan memberitahukan bahwa perjalanan dimulai lagi. Saat melihat jam,  ternyata waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB. Perjalanan dilanjutkan pada dini hari agar kami dapat melihat sunrise, yang merupakan to do list pertama kami sejak awal. Kami bangun dan mengambil air wudhu lalu solat (ibadah tetap nomor satu ya guys). Setelah persiapan selesai,  berangkatlah lami ke pelabuhan yang jarakanya hanya 20 menit dari penginapan.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Langit Malam)
Setiba di pelabuhan dengan suasana yang masih gelap, rombongan mereka langsung menuju suati perahu. Kami sempat bingung pada awalnya untuk memilih menaiki perahu yang mana . Setelah bertanya – tanya, untuk menuju ke pulau tersebut kita harus menyewa perahu satu hari yang range harganya bervariasi dimulai dari Rp. 1.5 – 3 jutaan, tergantung jenis perahu yang akan kita pilih. Kaget, pastilahhh karena dompet kami tidak begitu memadai saat itu, jadi kami mencoba untuk melobi ketua rombongan sebelah, dan al hasil kami pun masuk ke rombongan mereka (tapi ya tetap saja kami harus bayar iuran juga). Waktu itu kami di kenakan biaya Rp. 190.000 per orang untuk mengunjungi pulau Pandang dan pulau Salah Nama dan makan 2x. Kami pikir lumayanlah, dari 
pada harus menyewa perahu eksekutif dengan harga yang "bukan Mahasiswa sekali" .
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (tumpukan Pencari Suaka)
Tujuan kami yang pertama adalah berlayar ke pulau Pandang dahulu.  Di perahu ini kami sudah seperti para pencari suaka, mungkin karena masih ngantuk dan perjalanan menuju pulaunya juga hampir memakan waktu 1-2 jam. Jadi orang – orang memanfaatkanwaktunya dengan tidur sambil selonjoran, jadi kebayangkan tumpuk – tumpukan di perahu ini. Ombak yang begitu besar hampir membuat kami tidak begitu yakin akan keselamatan, tapi disamping kekhawatiran tersebut, rasa penasaran saya atas sunrise lebih tinggi sehingga saya memutuskan untuk tetap terjaga.
Untuk yang sering mabok laut atau motion sickness, saya sarankan bawa obat – obatan dari rumah agar tidak muntah, karena ombak disini lumayan juga buat mengocok tubuh kita jadi oyong. Tapi beruntung kami sudah siap sedia berbagai obat di P3K, termasuk untuk anti muntahnya kami sudah menyediakan Ondansentron tablet, jadi apabila sewaktu-waktu kumat kami tinggal buka saja kotak P3K tersebut.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Enjoy your life)
Tapi untuk menghilangkan rasa bete, akan beruntung sekali bisa melihat 'ikan indosiar' kalau kami sebut, karena ikan – ikan tampak melompat2 seolah berterbangan, lalu sekumpulan burung yang terkadang melakukan atraksi saat menangkap ikan, dan yang pastinya sunrise saat itu luar biasa indahnya. Ada benarnya juga kami berangkat pagi yaitu untuk memcegah sengatan sinar matahari di siang hari.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka 
Setelah melewati berbagai keindahan dan rintangan, akhirnya kami sampai juga di bibir pantai dan harus berpindah menaiki perahu kecil untuk dapat mendarat di pulau Pandang. Saat menjejakan kaki pertama kali di pulau ini sungguh nikmat rasanya ( selama setahun saya di Medan belum pernah saya menemukan laut yang warnanya jernih) dan inilah pelepas rasa kangen saya akan pemandangan yang benar – benar asri.
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Help i need somebody, Help!)
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka 
Airnya jernih dan pastinya berasa asin. Di pulau Pandang ini sangat banyak sekali hamparan bebatuan yang bermacam – macam bentuk yang bisa kalian gunakan untuk spot foto (tapi tetap berhati-hati ya). Nah, kalau para pembaca menemukan laut jernih terhampar di hadapan kalian, pasti kalia ingim Snorkling kan? Tidak usah khawatir! disini sudah tersedia fasilitas untuk bersnorkling ria dan tak perlu ragu karena dasar lautnya sangat cantik disertai banyak  ikan – ikan yang dapat kita lihat di dasar laut.

Jika kalian masih betah di pulau ini, jangan khawatir karena banyak sekali penginapan di Pulau Pandang ini dengan spot – spot yang bagus menurut saya. Jika ingin melihat keseluruhan pulau ini, kalian juga bisa mengunjungi Mercusuar yang tingginya 20 meter, . di puncak mercusuar kalian dapat memilih destinasi selanjutnya, karena dari sini semua pemandangan bisa terlihat.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Menuju puncak Mercusuar)
Untuk yang hobi mengambil foto dengan gaya Landscape, mungkin tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik. Oh iya, bagi yang hobi memancing juga jangan lupa bawa perlatan pancing dari rumah ya, karena kalian bisa di ajak oleh para nelayan ke spot – spot yang memungkinkan untuk mendapatkan ikan. Lebih mantab lagi kalo setelah mancing kita bakar – bakaran disini.
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Piknik )
Menariknya pulau Pandang ini hampir banyak batu di bibir pantai, dengan bermacam bentuk, ada batu yang sangat besar, sekilas mungkin kaya fosil dinosaurus ya, tapi asli ini unik banget. Ada yang lebih sakral lagi, di puncak bukit kedua tepat di hadapan bukit mercusuar dibangun, ada sebuah batu yang konon katanya keramat, bagaimana tidak, kalian akan melihat keunikan bentuknya. Batu tersebut terbelah dengan rapi, dan diantara belahan batu ini terdapat seperti dupa, entah apa tujuannya tapi kita wajib menghormatinya.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (If we different)
Kami juga disini melakukan piknik ria dan bersantai dulu, karena kami akan berangkat lagi ke pulau yang selanjutnya pada pukul 14,00 WIB, jadi masih ada waktu kurang lebih 3 jam untuk menikmati  suasananya. Setelah puas kesana kemari, kami tidur sebentar sambil menikmati hembusan angin laut dan gemuruh suara ombak. ahh..
Kenikmatan bersantai sampai – sampai waktu sudah menunjukan pukul 13.30 WIB,  kami lanjut prepare untuk mengunjungi pulau berikutnya. Namanya adalah  pulau Salah Nama, entah kenapa pulau ini di namakan seperti ini, saya cari informasi kepada orang – orang sekitar namun tidak ada yang tahu juga. Yaudahlah nanti dulu aja cari makna sebuah nama, lebih baik kita liburan dulu. Kami berangkat dengan perahu yang sama, bedanya dengan perjalanan pertama, kali ini lagi asik – asiknya matahari mengeluarkan seluruh kemampuannya sampai – sampai kulit saya sudah mulai menghitam, kebetulan lupa gak bawa sunblock.
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Penampakan pulau modern)
Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Foto Keluarga)

Pulau ini memang terlihat lebih modern dibanding pulau yang sebelumnya, karena sudah banyak hiasan – hiasan di setiap pinggir jembatannya dan juga model – model rumah yang di design dengan indah. Pulau yang indah dengan air laut yang tenang dan jernih, entah mengapa hasrat ini mendorong saya harus berenang disini. Namun buat kalian yang mau renang disini saya sarankan untuk berhati – hati, jangan sampai seperti saya sangkin terhipnotisnya dengan suasa sampai – sampai tidak antisipasi kalo tebing – tebingnya ini agak terjal, licin dan agak tajam. Jadi pilih – pilih tempat dulu ya jika ingin berenang.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Renang )
Sebenarnya masih banyak yang belum tereksplore untuk spot yang kedua ini, karena kami lebih berfokus pada basah – basahan alias berenang, sedangkan dari setiap celahnya ada sebuah spot yang sangat indah dan juga terdapat tower yang akan membuat kamu bisa melihat keseluruh pulau ini. Namun sangat disayangkan karena waktu yang mepet dan situasi yang kurang memadai jadi kami hanya dapat menikmatinya sebentar saja.

Google Image : Pulau Pandang Dan Pulau Salah Nama, Dua Pulau Pamungkas Di Selat Malaka (Becanda sambil renang)
Yah beginilah cerita liburan saya dan rekan-rekan saya yang singkat. Namanya juga dadakan pasti persiapan atau planning tidak optimal, tetapi yang terpenting pengalamannya. Mudah – mudahan jika ada waktu, kami akan kesini lagi dengan rombongan yang dahsyat haha. 

Jadi bagaimana guys? Tertarik untuk mencoba kan? Selamat berlibur yaa

Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai



Google Image : Lokasi  Surga di Wisata Kolam Abadi,  AirTerjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai 



Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai - Setelah hampir setengah tahun saya berkelana di tanah Sumatra Utara, akhirnya tuhan mempertemukan sebuah replika surga di balik hutan yang masih asri suasananya. Kalau satu tahun yang lalu saya berkunjung ke Green Canyon untuk menikmati keindahan alamnya serta body rafting, kali ini ternyata di Binjai Sumatra Utara. Jika kalian pergi kemari, pada spot pertama saja mata kalian akan di sejukan oleh air yang sangat bersih, mungkin di zaman yang tidak menentu sekarang kita sangat sulit untuk menemukan aliran sungai yang jernih, mungkin lokasi ini dapat memberikan referensi kepada kalian yang kangen akan suasana alami.

Langsung saja saya akan memperkenalkan lokasi ini, seperti di jelaskan di atas pada spot pertama kita akan di suguhkan dengan pemandangan yang indah, orang – orang sini sering menyebutnya dengan kolam abadi, mungkin bedanya dengan di Green Canyon jawa Barat, disana  terdapat yang namanya hujan abadi. Kolam abadi ini merupakan aliran dari air terjun Lau Balis, kecamatan Sei Binjai yang berada di tengah hutan yang masih terjaga ke alamiannya. Ini yang membuat kolam ini airnya masih sangat jernih dan segar, sepertinya kalo langsung di minum pun tidak apa – apa, mungkin. Kalian bisa bebas berekspresi disini, tapi jangan sampai merusak apalagi menyampah dimana saja, karena sayang di negeri kita banyak lokasi surga yang sudah berubah menjadi lokasi entah berantah, jadi mari sama – sama kita jaga lokasi yang masih terjaga ke asriannya jangan hanya cuman numpang foto saja.

Untuk menuju ke kolam  abadi ini jika kita on the way dari kota Medan, silahkan menuju ke kota Binjai terlebih dahulu. Terkecuali jika yang memiliki kuota lebih, tinggal manfaatkan aja aplikasi GPS di Android kalian. Namun saya sarankan agar menggunakan kartu yang signalnya kuat, karena nanti dari Binjai menuju ke Lokasi akan sangat sulit sekali signal bisa stabil. tapi bagi pencinta bagpacker untuk menghemat biaya dan waktu, bisa langsung menggunakan transportasi dengan kereta api dari stasiun Medan menuju stasiun Binjai.  Normalnya perjalanan dari kota Medan menuju kota Binjai bisa memakan waktu 35 – 45 menitan menggunakan kendara motor atau mobil, itu juga jika tidak ada kendala macet dan yang lainnya.


Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi Air, Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Foto Keluarga Wisata)
Dari kota Binjai, jika mau istirahat – istirahatlah dulu, karena kotanya nyaman juga dan banyak juga buat referensi kulinernya. Kecuali jika tenaga kita masih pol, bisa langsung menuju Namuukur, jika sulit di temukan di GPS lokasinya, mungkin kalian perlu bertanya ke warga setempat. Karena nanti setelah sampai Namuukur juga karena signal kurang mulai kurang stabil, jadi kalian mau tidak mau harus bertanya untuk menuju Desa Rumah Galoh. Jangan kaget setelahsampai Desa Rumah Galoh jika kalian di kejar – kejar atau diikuti oleh sekelompok orang bermotor yang pastinya tidak berhelm dengan kecepatan menyesuaikan kecepatan kendaraan kita. Lebih baik kita hentikan dulu kendaraan kita, dan sebenarnya itu adalah seorang guide, jadi untuk menuju wisata ini tidak sembarang, warga disini dengan sukarela menyediakan jasanya untuk membimbing kita nanti disana untuk melakukan jungle tracking menuju Kolam Abadi.


Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi , Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Menolong Yang Hanyut Terbawa arus )

Nanti para Guide akan memberikan kita sebuah katalog yang berisi 6 buah lokasi wisata, jadi kalian pintar – pintar saja untuk mencari seorang guide dan lokasi yang akan kita tuju. Karena tidak mungkin kita dalam sehari bisa tiba di semua lokasi, kecuali jika kita tidak menikmatinya jadi asal lewat – lewat aja mungkin bisa cukup waktu untuk mengunjungi semua wisata. Biasanya per lokasi kita di kenakan tarif sekitar Rp. 25.000, tapi untuk masalah biaya mungkin kita wajib membawa seseorang yang pandai melobi, untuk bisa menurunkan harganya. Saya sarankan agar semakin banyak orang yang ikut, maka administrasi akan semakin ringan, pegang saran saya hehe

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Penampakan Kejernihan di Kolam Abadi)
Setelah kita menceklis katalognya, langsung saja ke lokasi bersama para guide yang memakan waktu 30 menit, jika sudah sampai nanti kita akan di sediakan tempat untuk ganti baju, serta mengambil pelampung demi keamanan bagi yang ingin menikmati tapi tidak pandai berenang. Jika semuanya sudah siap, mari kita langsung saja menikmati surganya, nanti kita akan menuruni perbukitan, jangan terburu – buru karena tanahnya agak sedikit licin dan berlumut, kita juga akan menaiki perbukitan setelah melewati jembatan yang terbuat dari tumpukan bambu, yang akan memberi kesan bertualang. Tidak lama dari sana kita akan langsung sampai di bibir sungai. Ternyata setelah sampai disini dan di jelaskan oleh guide, sebenarnya kolam abadi dan air terjun teroh – teroh itu satu aliran sungai, jadi gimana lagi jadi nambah ceklisannya nanggung, sayang udah jauh – jauh kesini.


Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Melintasi jembatan)
Jujur saja setelah saya liat dengan mata sendiri, ternyata air di kolam abadi ini membuat saya bernostalgia dengan suasana di nenek saya pada masa kecil dulu yang aliran sungainya sama – sama jernih seperti ini, namun sekarang sangat sulit untuk bisa bertemu dengan kondisi air seperti ini, jadi perasaan saya kadang suka sayang untuk mengotorinya dengan tubuh saya ini. Tapi gimana lagi, karena hati ini terbawa suana dengan kawan – kawan saya yang sudah mulai menyebur duluan dan asyik bermain air disana, maka saya pun tertarik untuk menikmatinya juga akhirnya.

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (membuktikan indahnya suasana di dasar aliran sungai)
Setelah satujam saya menikmati kolam abadi ini, dan mengabadikannya dengan berfoto ria. Saya berrsama rombongan yang tidak bisa di kenalkan satu persatu ini, langsung melanjukan perjalanan ke air terjun teroh – teroh dengan mengikuti aliran sungainya, sambil berbody rafting, sebearnya ada dua pilihan untuk menuju air terjun si teroh – teroh, dengan berjalan kakipun bisa bagi yang menginginkannya, tapi sangat sayang sekali jika tidak menikmati aliran sungainya.

Menghanyutkan diri mengikuti arus sungai yang bersih dan tenang, angin yang sujuk tertiup dengan lembut, sambil menyaksikan keindahan alamnya dalam setiap meternya, membuat pikiran saya menjadi jernih. Tapi jangan sampai full terhipnotis, kita juga perlu berhati – hati karena banyak batu juga  yang berjejer di aliran sungai ini, jadi keep save yourself  aja, agar terus terjaga. Pokonya siplahhh….

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Mencoba merasakan momen loncat di tebing)
Gimana tidak bersih, jika kita lihat dari atas juga maka dasar sungainya akan terlihat sangat jelas. Jadi nanti di tengah – tengah aliran sungai yang tenang, kalian akan di menemukan tebing yang tingginya kurang lebih 5-6 meter, jadi buat para atlit lompat bebas, kalian bisa langsung mencobanya disini, tidak usah hawatir seberapa dalam. Karena kita dari atas sudah bisa memperkirakan kedalemannya karena kejernihan airnya, yang pasti tidak akan terbentur dasar sungai. Mungkin ini kelebihan aliran sungai Pelaruga dengan Green Canyon di Jawa Barat. Jadi tidak usah terburu – buru menuju air terjun Si Teroh – teroh, nikmati aja dulu setiap spotnya untuk menjadi momen terbaik buat cerita kalian.
Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai 

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi Air, Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (Air terjun Teroh -teroh)

Sekitar kurang lebih 50 menit kita hanyut dalam aliran sungai yang begitu epic, dan terlihat menyaksikan mikro waterfall yang muncul dari celah – celah tebing, tiba juga kita di lokasi air terjun si Teroh – teroh. Nanti kita akan menaiki tangga dulu untuk ke air terjun si Teroh – teroh ini, tapi di tengah perjalanan kita akan di tawarkan Pop Mie, mungkin buat kalian yang sudah merasa kedinginan banget semangkuk Pop Mie bisa menghangatkan tubuh kalian, tapi ingat untuk membuang sampah Pop Mie nya di 
tempat sampah yang sudah di sediakan oleh si penjual.

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi Air, Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai (Foto Keluarga Rombongan)

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi Air, Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (air terjun Teroh - teroh)
Jika sudah selesai, ayo kita mulai  ke spot selanjutnya. Air Terjun Teroh – teroh ini menurut si Guidenya berasal dari bahasa Karo yang artinya air terjun di bawah – bawah. Memang si air terjun ini di bawah lembah atau tebing – tebing yang unik dan indah. Tibalah di air terjun Teroh – teroh, saya pikir di air terjun ini kualitas airnya tidak sama dengan di lokasi kolam abadi, tapi ternyata saya salah, tidak sedikitpun warna, harum dan suhu airnya berubah. Inilah bukti kerjasama alam yang berbeda dengan manusia yang berakal, mereka meskipun beda lokasi tetapi selalu dapat menjaga kualitasnya dengan baik. Sebelum kita terjun menikmati air terjun Teroh –teroh ini, si guide lagi – lagi menawarkan spot baru yang lokasinya tidak jauh dari sini, nama spotnya yaitu air terjun tongkat namanya. Sebelumnya saya tanya dulu ke rekan apakah mau lanjutkan perjalanan, namun rekan – rekan saya sebagian tidak mau melanjutkannya karena melihat cuaca sudah mulai mendung dan stamina yang sudah berkurang, kecuali kawan saya rachman, dia melanjutkannya bersama guide untuk melepas kepenasarnnya. Jadi dia cuman beberapa mengambil foto di air terjun Teroh – teroh ini, dia  langsung on the way dengan si guidenya menuju air terjun Tongkat.

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai  (hasil dari eksplore ke air terjun Tongkat)
Setelah kita menikmati keindahan wisata ini, saya memutuskan untuk kembali ke pos untuk mempersingkat waktu buat balik ke Medan. Di pos nanti kita sambil prepare, kita akan menunggu kawan saya yang masih bertualang ria di air terjun tongkat. Saya pulang dari Pelaruga ini sekitar pukul 16.30 WIB, setelah semuanya berkumpul kamipun melanjutkan perjalan pulang agar tidak terjebak hujan. oh ia untuk perjalan pulang, kalian harus siap dengan tanjakan yang agak sedikit curam dan licin, jadi perlunya kerjasama bersama kawan disini untuk keselamatan bersama.


Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai 

Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai 
Kesimpulan dari perjalan ini, bahwa bumi Indonesia masih memiliki banyak surga – surga tersembunyi yang harus di jaga oleh generasi kita. Jadi janganlah kita lalai dengan lingkungan kita, hanya gara – gara foto selfie untuk mendapatkan like  yang banyak, kita harus mengorbankan lingkungan kita. Jadilah Kolam Abadi dan Air Terjun Teroh –teroh, meskipun mereka berbeda lokasi tetpai mereka masih terus menjaga kualitas airnya dengan baik.


Google Image : Lokasi Surga di Wisata Kolam Abadi, Air Terjun Teroh - Teroh Dan Air Terjun Tongkat di Binjai 

So, Selamat Liburan guysss




Sejarah Beserta Wasiat Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan

google image : Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan


Sejarah Beserta Wasiat Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan - Kali ini saya dengan kawan – kawan sejawat akan melakukan wisata religi, yaitu berziarah ke kampung Basilam.  Selain kita melakukan sunah rosululloh saw, kita juga harus membuka wawasan dan cakrawala mengenai sejarah agama islam, khususnya  mengenal sejarah perjalanan Syekh Abdull Wahab Rokan. Sebenarnya bukan hanya itu tujuan saya kesini, di tengah – tengah masyarakat dan media yang sering menggembor – gemborkan suara bid’ah, sesat atau syirik kepada amalan sesama islam, padahal amalan tersebut tersebut telah benar – benar jelas silsilah keguruannya secara turun temurun di lakukan tanpa melanggar syariat islam. Jadi pada waktu itu dari pada saya bingung dengan pikiran sendiri lebih baik yuk kita langsung aja temui sumbernya langsung biar jelas tanpa fitnah. Karena wawasan akan terbuka jika kita mampu sedikit meluangkan waktu untuk mencari tahu.

Google Image : Salah Satu Keturunan Dari Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan
Lokasinya di Bumi Sumatera Utara, lebih tepatnya di daerah langkat, terdapat sebuah kampung yang bernama Basilam. Menurut artinya Basilam ini adalah Pintu Kesejahteraan. Dari cerita masyarakat disini, kampung ini pertama kali di bangun oleh Almarhum Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan atau sering di kenal dengan sebutan Tuan Guru Babussalam. Beliau adalah salah satu orang keren, pemimpin tarekat Naqsabandiyah. Di kampung beliau membangun perkampungan dan disini juga  beliau di makamkan.  Faqih Muhammad gelarnya, dan Abu Qosim demikian nama kecilnya. Saya akan menceritakan silsilah keturunannya,  ayanya bernama Abdul Manaf bin M.Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai, keturunan dari raja – raja Siak. Sedangkan ibunya bernama Arba’iah binti Datuk Dagi binti Tengku Perdana mentri bin Sultan Ibrahim, Kepunahan (Riau) dan masih mempunyai pertalian darah dengan Sultan Langkat.

Dari sejarahnya Haji Abdullah Tembusai meninggalkan 670 anak dan cucu. Salah seorang putra beliau bernama M. Yasin menikah dengan seorang wanita dari suku batu hampar, dari hasil pernikahan ini kedua sepasang suami istri ini melahirkan seorang anak laki – laki yang bernama Abdul Manaf, yaitu ayah kandung Syekh Abdul Wahab Rokan.

Beliau dilahirkan pada tanggal 19 Rabi’ul akhir 1230 H. bertepatan dengan 28 September 1811 M. di kampung dana Runda, Rantau Binuang Sakti, Sumatra Timur. Dan wafat pada tanggal 21 Jumadil awal 1345 H. bertepatan dengan 27 Desember 1926 M. di Babussalam, Tanjungpura, Sumatra Utara. Abdul Wahab Rokan tumbuh di keluarga yang menjujung tinggi ilmu keagamaan. Nenek buyutnya, H Abdullah Tembusai, dikenal sebagai ulama besar merupakan golongan dari raja – raja yang sangat berpengaruh dan di segani pada zamannya.
Google Image : Suasana Tampak Depan Dari Masjid Peninggalan Syeikh Abdul Wahab Rokan
Dengan garis keturunannya tersebut, Syekh Abdul Wahab Rokan sejak kecilpun telah terdidik, terutama untuk pelajaran agama. Demi menghapal Al – Qur’an, Syekh Abdul Wahab kecil tak jarang bermalam di rumah gurunya. Ia pun patuh pada guru, bahkan kerap muncucikan pakaian orang yang mendidiknya itu. Keistimewaan telah tampak sejak Abdul wahab masih kecil. Suatu ketika saat terlelap pada dinihari, Abdul Wahab masih menekuni Al – Qur’an. Mendadak muncul seorang tua mengajarinya membaca Al – Qur’an. Setlah rampung satu khatam, orang tua itu menghilang.
Google Image : Suasa yang Damai
Sejarah pemulaan menuntut ilmu agamanya, Syekh Abdul Wahab Rokan belajar pada Tuan Baqi di tempat kelahirannya, selain itu beliau juga belajar membaca Al – qur’an kepada H.M Sholeh, seorang alim besar asal Minangkabau sampai tamat. Kemudian beliau melanjutkan pencaharian ilmunya ke Tembusai dan berguru dengan Maulana Syekh Abdullah Halim dan Syekh Muhammad Shaleh Tembusai. Dari keduanya dipelajarinya berbagai ilmu dalam bahasa Arab, antara lain kitab – kitab Fathul Qorib, Minhaju Al- Thalibin, Iqna’(Fiqih), Tafsir Jamal, Nahwu, Sharaf, Balagah, Manthiq, Tauhid, Arudh Dan Lain – lain. Karena kejeniusannya dalam menyerap ilmu dari gurunya dan penguasaan terhadap ilmu – ilmu tersebut, di gelarlah ia dengan “Faqih Muhammad” artinya orang yang ahli dalam ilmu fiqih.

Setelah menamatkan studinya dengan dua ulama terkemuka di Nusantara, kegigihan menuntut ilmunya membuat beliau tidak puas hanya belajar sampai di Malaka. Beliau akhirnya menempuh kisah pendidikannya ke Mekah dan menimba ilmunya pada tahun (1846 M). Abdul Wahab berangkat ke Semenanjung Melayu untuk menambah ilmu pengetahuan dan tinggal di Sungai Ujung (Simunjung), negeri sembilan. Di tempat ini beliau kepada syekh Muhammad Yusuf Minangkabau, seorang ulama terkemuka yang berasal dari Minangkabau, seorang ulama terkemuka yang berasal dari Minangkabau. Syekh H, Muhammad Yusuf kemudian diangkat sebagai Mufti di kerajaan langkat dan digelari (Tuk Ongku). Unutk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari Faqih Muhammad berdagang di kota Malaka. Berkat kesalihannya ia menyuruh pembeli menimbang baranng yang di belinya sendiri. Ini demi menghindari kecurangan.
Google Image :  Para Kyai Penerus Tarikah Naqsyabandiyah
Setelah dua tahun di Malaka karena hasrat belajarnya yang tidak surut – surut. Beliau melanjutkan menempuh perjalanannya kembali ke Mekah pada tahun 1848. Selama 6 tahun di Mekah ia belajar kepada ulama – ulama terkenal seperti Saidi Syarif Zaini Dahlan (Mufti Mazhab Syafi’i), seorang ulama terkenal berasal dari Turki. Kemudian beliau juga berguru dengan Syekh Sayyid Muhammad bin Sulaiman Hasbunallah al-Makki dan ulama bangsa Arab lainnya. Kepada ulama- ulama Jawi atau Asia ia belajar kepada Syekh Ruknuddin Rawa, Syekh Muhammad bin Ismail Daud al-Fathani, Syekh Abdul Qodir bin Abdurrahman Kutan al-Kalantani, Syekh Wan Ahmad bin Muhammad Zain bin Musthafa al Fathani dan lain – lain.
Selama enam tahun pada guru – guru ternama pada saat itu, disini pulalah ia memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat pada Syekh Sulaiman Zuhdi sampai akhirnya ia memperoleh ijazah sebagai “Khilafah Besar Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah,”.
Google Image : Pemandangan Depan dari Makam Syeikh Abdul Wahab Rokan
Pada saat belajar di Mekah, Syekh Abdul Wahab dan murid – murid yang lain pernah diminta untuk membersihkan tandas dan kamar mandi guru mereka. Saat itu, kebanyakan dari kawan – kawan seperguruannya melakukan tugas ini dengan ketidak seriusan bahkan ada yang enggan. Lain halnya dengan Syekh Abdul Wahab. Ia melaksanakan perintah gurunya dengan sepenuh hati. Setelah semua rampung, sang guru lalu mengumpulkan semua murid – muridnya dan memberikan pujian kepada Syekh Abdul Wahab sambil mendoakan.
Mudah – mudahan tangan yang telah membersihkan kotoran ini akan dicium dan dihormati oleh termasuk para raja. Menyimak ketekunan muridnya, suatu ketika Sulaiman Zuhdi, resmi mengangkat Syekh Abdul Wahab sebagai khalifah besar. pengukuhan itu diiringi dengan bai’ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi Muhammad Saw hingga kepada Sulaiman Zuhdi yang kemudian diteruskan kepada Wahab. Ijazahnya ditandai dengan pemberian dua gelar.
Google Image : Suasana di dalam masjid
Ia pun mendapat gelar Al Khalidi Naqsyabandi. Kemudian mendapat ijazah sebagai “Khalifah Besar Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah,”. Dan diberi nama Syekh Haji Abdul wahab Rokan Jawi al – khalidi an-Naqsyabandi. Tak lama Syekh Sulaiman Zuhdi menyuruh Abdul Wahab Rokan kembali ke tanah airnya untuk menyebarkan tarekat Naqsyabandiah.

Di namakan Syekh Abdul Wahab dengan “Rokan”, karena ia berasal dari daerah Rokan, kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Di namakan dengan “al-Khalid”, karena ia menganut tarekat periode Syekh Khalid sampai pada masanya. Dan dinamakan ia dengan “an-Naqsyabandi”, karena ia menganut tarekat yang ajaran dasarnya berasal dari Syekh Bahauddin Naqsyabandi. Menurut silsilah urutan pengambilan tarikat Naqsyabandiyah, Syekh Abdul Wahab Rokan adalah keturunan ke – 32 dari Rosululloh Saw. Setelah kurang lebih enam tahun di Mekah, ia kembali ke Riau. Disana, ia mengembangkan Syiar agama dan tarekat yang dianutnya, hingga Sumatra Utara dan Malaysia.

Pada tahun 1854 Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan pulang ke Tanah air, dan dari sinilah awal penyebaran ilmu agama dan thoriqoh dimulai. Dalam tahun itu juga. Pada masa awal, beliau mengajar di Tanjung Mesjid, daerah Kubu bagan siapi – api, Riau. Namun pada tahun 1856 Mbeliau mulai mengembangkan tidak hanya di Tanjung masjid, akan tetapi juga mengajar di sungai Mesjid, daerah Dumai, Riau. Setelah itu beliau mulai merambah daerah di Kualuh, wilayah labuhan batu tahun 1860 M. dan mengajar di Tanjung Pura, langkat tahun 1865 M. serta mengajar di Gerbang tahun 1882 M, dan dalam tahun 1883 berpindah ke Babussalam, padang Tualang, langkat.

Ternyata setelah kesini dijadikan sebagai pusat seluruh aktivitas, sebagai pusat tarbiyah zhariyah, tarbiyah ruhaniyah dan dakwah membina umat semata – mata mengabdi kepada Allah SWT. Dari sana, ia mengembangkan syiar agama dan tarekat yang dianutnya. Lama kelamaan muridnya banyak dan menyebar hingga ke Asia Tenggara. Sangking terkenalnya, raja – raja diwilayah Riau dan Sumatra Utara pun akhirnya mengundangnya.

Google Image : Mencoba untuk merasakan
Pada suatu waktu Sultan Musa Al-Muazzamsyah dari kerajaan Langkat masa itu mengundangnya. Saat itu sang raja sedang dirudung kesedihan. Pasalnya putranya sakit parah dan akhirnya wafat. Syekh HM Nur yang sahabat karib Abdul Wahab ketika di Makah yang kala itu menjadi pemuka agama di kerajaan memberikan saran agar Sultan bersuluk di bawah bimbang Abdul Wahab. Sultan menyetujui dan mengundang Abdul Wahab.
Abdul Wahab pun datang ke Langkat. Di sana mengerjakan tarekat Naqsyahbandi dan berseluk kepada Sultan. Setelah berulang bersuluk, Sultan Musa memenuhi saran Wahab menunaikan ibadah haji. Di tanah suci Sang Raja juga bersuluk kepada Sulaiman Zuhdi di Jabal Kubis.
Berkat kekariban hubungan guru – murid, Sultan Musa menyerahkan sebidang tanah di tepi Sungai Batang Serangan, sekitar 1 km dari Tanjung Pura. Sultan berharap gurunya dapat mengembangkan syiar agama dari tanah pemberiannya. Wahab menyetujui dan menamakan kampung itu Babussalam.
Dalam tarikh 12 syawal 1300 H/12 Agustus 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan bersama 160 orang pengikutnya dengan menggunakan 13 buah perahu mengarungi sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang – undang atau peraturan tersendiri yang dinamakan Babussalam.
Google Image : Ziarah Kubur
Pendidikan mengenai keislman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjemaah tidak sekali- kali diabaikan. Tilawah Al-qur’an, selawat, zikir, terutama zikir menurut kaedah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan lain – lain sejenisnya semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan syeikh mursyid dan khalifah – khalifahnya. Syeikh mursyid adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan sendiri. Khalifah ada beberapa orang, pada suatu ketika di antara khalifah terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani.
Babussalam berkembang pesat menjadi yang memiliki otonomi khusus. Kampung ini kemudian dikenal sebagai daerah basis pengembangan tarekat Naqsyahbandiyah di Sumatra Utara. Bahkan Abdul Wahab sempat membentuk pemerintahan sendiri di Babussalam. Di antara yang paling menarik adalah membuat Lembaga Permusyawarahan Rakyat atau Babul Funun.

Hubungannya terjalin erat anatara Wahab dan Sultan pernah juga mengalami pasang surut. Keduanya sempat  renggang. Kala itu syeikh Abdul Wahab difitnah membuat uang palsu. Akibatnya, Sultan memerintahkan penggeladahan ke rumahnya. Namun tuduhan tersebut sama sekali tidak terbukti. Akhirnya saling memaafkan. Namun sesuai peristiwa Abdul Wahab memutuskan untuk pindah ke Malaysia. Konon kepindahannya ini mengakibatkan sumur minyak di pangkalan Brandan surut penghasilannya.
Kisah Fitnah Belanda
Google Image : Setelah Solat Dzuhur
Perjuangan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan dibuktikan dengan kisahnya bersama dengan Sultan Zainal Abidin, Sultan kerjaan Rokan dan Haji Abdul Muthallib, Mufti kerjaan Rokan pernah mengasaskan persatuan Rokan. Persatuan Rokan bertujuan secara umumnya adalah untuk kemaslahatan dan kebajikan Rokan. Walau bagaimana pun tujuan utamanya adalah perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan kerajaan Rokan dari penjajah Belanda. Pembahagian kerja persatuan Rokan ialah Sultan Zainal Abidin sebagai pelaksana seagala urusan luar negeri. Haji Abdul Muthallib menjalankan pekerjaan – pekerjaan dalam negeri dan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan dengan menerapkan pendidikan juga memberi semangat pada masayarakat.

Pada suatu saat Babussalam pernah dihancurkan oleh Belanda dan mengakibatkan tuan guru dan para pengikutnya akhirnya mengungsi. Setelah terharu menyaksikan kampung yang dibangunnya menjadi sepi dan hancur, tuan guru bersama pengikutnya, kembali membangun Babusalam dan menetap kembali disana. Tak sekedar berkembang pesat, Tuan Guru bersama Babussalam tumbuh sebagai basis Islam yang disegani.

Namun pemerintah kolonial Belanda berusaha menjinakkannya. Salah satunya dengan tipu daya berupa memberi gelar kehormatan. Pada tahun 1342 H/1923 M Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan Bintang Emas untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan. Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu, adalah Tuah Syeikh seorang yang banyak jasa mengajar agama Islam dan mempunyai murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah Bintang Emas kepada Tuan Syeikh. Namun demikian, penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahwa bisa saja ada maksud – maksud tertentu dari pada  pihak penjajah Belanda untuk memperalatan beliau untuk, kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu.
Oleh karena itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan berkata saat itu juga,

“jika saya di pandang sebagai seseorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan saya kepada Raja Belanda agar ia segera masuk islam,”.
Tuan guru menilai bahwa pemberian bintang itu merupakan pengingat yang diberikan oleh Allah kepadanya secara tidak langsung. Setelah kejadian itu, ia meminta pengikutnya lebih giat dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Sedangkan bintang kehormatan itu pun kemudian diserahkan kepada Sultan Langkat untuk dikembalikan kepada Belanda.
Tuan guru wafat di usia 115, pada 21 Jumadil awal 1345 H (27 Desember 1926), meninggalkan 4 istri, 26 anak dan puluhan cucu. Hingga ini makamnya diziarahi ribuan umat, terutama setiap peringatan hari wafat.
Tidak banyak diketahui hasil penulisan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan. Saat ini yang dapat di pelajari ialah :

·        Munajat, merupakan kumpulan puji-pujian dan berbagai do’a
·        Syair burung Garuda, merupakan pendidikan dan bimbingan remaja
·        Wasiat, merupakan pelajaran adab murid terhadap guru, akhlak, dan 44  jenis wasiat
Google Image : Guru Mursyid Tertinggi Generasi Sekarang, Masih Keturunan Syeikh Abdul wahab Rokan


Alhamdulillah... 'allazi afdholana 'ala katsiri 'ubbadihi tafdhila
Washsholatu wassalamu 'ala sayyidina muhammadin nabiyyan warosulan
Wa 'alihi wa 'ashabihi hadiyyan wa nashiran... amin
Muta'lazimaini daiman 'abada.
'Amma ba'du,

Masa hijrah Nabi kita Muhammad Saw tahun 1300 Hijriyah dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari Jum'at Jam 2.00, masa itulah saya Syeikh Abdul Wahab Rokan An-Naqsyabandi Al-Khalidiyah bin Abdul Manaf Tanah Putih bin Yasin bin Al - Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki - laki atau perempuan, sama adanya anak kandung atau anak murid serta kaum muslimin dan muslimat.
Google Image : Para Mursyid

Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat, dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali - kali jangan kamu permudah - mudah dan jangan kamu peringan - ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah Swt dan RasulNYA dan guru - guru yang pilihan.
Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit - dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab Taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini.
Dan barang siapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya di dunia akhirat.

Wasiat yang pertama,

Hendaklah kamu sekalian masygul dengan menuntut ilmu Quran dan kitab kepada guru - guru yang mursyid dan rendahkan dirimu kepada guru - guru kamu.Dan perbuat apa - apa yang disuruhkan, jangan bertangguh - tangguh.Dan banyak - banyak bersedekah kepadanya.Dan i'tikadkan diri kamu itu hambanya.Dan jika sudah dapat ilmu itu, maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucuku, kemudian maka orang yang lain.Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan anak cucu kamu.Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi pinta upah dan gaji itu kepada Tuhan Yang Esa lagi kaya serta murah, yaitu Allah Ta'ala. 
Wasiat yang kedua,

Apabila sudah kamu baligh, berakal, hendaklah menerima Thariqat Naqsyabandiah atau Thariqat Syadziliyah, supaya sejalan kamu dengan aku.

Wasiat yang ketiga,

Jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat.Dan jika hendak mencari nafkah, hendaklah dengan jalan tulang iga (dengan tenaga sendiri), seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil.Dan di dalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada tiap - tiap hari supaya segera dapat nafkah.Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah sedekahkan satu dan taruh sembilan.Dan jika dapat dua puluh, sedekahkan dua.Dan jika dapat seratus sedekahkan sepuluh, dan taruh sembilan puluh.Dan apabila cukup nafkah kira - kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira - kira 40 hari, maka barulah mencari.

Wasiat yang keempat,

Maka hendaklah kamu berbanyak sedekah sebilang sehari, istimewa pada malam Jum'at dan harinya.Dan sekurang - kurangnya sedekah itu 40 duit pada tiap - tiap hari.Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap - tiap tahun.

Wasiat yang kelima,

Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang pasik.Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil, tetapi bersahabatlah kamu dengan orang - orang 'alim dan ulama dan shalih - shalih.

Wasiat yang keenam,

Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya, seperti hendak menjadi Qadhi dan Imam dan lainnya, istimewa pula hendak menjadi penghulu - penghulu.Dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak - banyak.Dan jangan di banyakkan memakai pakaian yang bagus - bagus.

Wasiat yang ketujuh,

Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat dan kebal dan pemanis dan lainnya, karena sekalian ilmu ada di dalam Al - Quran dan Kitab.

Wasiat yang kedelapan,

Hendaklah kamu kuat merendahkan diri kepada orang Islam.Dan jangan dengki khianat kepada mereka itu.Dan jangan diambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.

Wasiat yang kesembilan,

Jangan kamu menghinakan diri kepada kafir laknatullah serta makan gaji serta mereka itu.Dan jangan bersahabat dengan mereka itu, melainkan sebab uzur syara'.

Wasiat yang kesepuluh,

Hendaklah kamu kuat menolong orang yang kesempitan sehabis - habis ikhtiar sama ada tolong itu dengan harta benda atau tulang iga, atau bicara atau do'a.Dan lagi apa - apa hajat orang yang di kabarkannya kepada kamu serta dia minta tolong, maka hendaklah sampaikan seboleh - bolehnya.

Wasiat yang kesebelas,

Kekalkan air sembahyang dan puasa tiga hari pada tiap - tiap bulan. 
Wasiat yang kedua belas,

Jika ada orang berbuat kebajikan kepada kamu barang apa kebajikan, maka hendaklah kamu balas akan kebajikan itu.

Wasiat yang ketiga belas,

Jika orang dengki khianat kepada kamu, telah dipeliharakan Allah Swt kamu dari padanya, maka hendaklah kamu sabar dan jangan dibalas dan beri nasihat akan dia dengan perkataaan lemah lembut, karena mereka itu orang yang bebal.

Wasiat yang keempat belas,

Jika kamu hendak beristeri, jangan di pinang orang tinggi bangsa seperti anak datuk - datuk.Dan jangan di pinang anak orang kaya - kaya, tetapi hendaklah pinang anak orang fakir - fakir dan miskin.

Wasiat yang kelima belas,

Jika memakai kamu akan pakaian yang lengkap, maka hendaklah ada di dalamnya pakaian yang buruk.Dan yang aulanya yang buruk itu sebelah atas.

Wasiat yang keenam belas,

Jangan di sebut kecelaan orang, tetapi hendaklah sembunyikan sehabis - habis sembunyi.

Wasiat yang ketujuh belas,
 Hendaklah sebut - sebut kebajikan orang dan kemuliaannya. 
Wasiat yang kedelapan belas,

Jika datang orang 'alim dan guru - guru kedalam negeri yang tempat kamu itu, istimewa pula Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu dahulu datang ziarah kepadanya dari pada orang lain serta beri sedekah kepadanya.

Wasiat yang kesembilan belas,

Jika pergi kamu kepada suatu negeri atau dusun dan ada di dalam negeri itu orang alim dan guru - guru, khususnya Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu ziarah kepadanya kemudian hendaklah membawa sedekah kepadanya.

Wasiat yang kedua puluh,

Jika hendak pergi orang alim itu daripada tempat kamu itu atau engkau hendak pergi dari pada tempat itu, maka hendaklah kamu ziarah pula serta memberi sedekah supaya dapat kamu rahmat yang besar.

Wasiat yang kedua puluh satu,

Sekali - kali jangan kamu kawin dengan janda guru kamu, khususnya guru Thariqat.Dan tiada mengapa kawin dengan anak guru, tetapi hendaklah bersungguh - sungguh membawa adab kepadanya serta jangan engkau wathi akan dia, melainkan kemudian daripada meminta izin.Dan lebihkan olehmu akan dia daripada isterimu yang lain, karena dia anak guru, hal yang boleh di lebihkan.

Wasiat yang kedua puluh dua,

Hendaklah segala kamu yang laki - laki beristeri berbilang - bilang.Dan sekurang - kurangnya dua, dan yang baiknya empat.Dan jika isterimu tiada mengikut hukum, ceraikan, cari yang lain.

Wasiat yang kedua puluh tiga,

Hendaklah kamu yang perempuan banyak sabar, jika suami kamu beristeri berbilang - bilang.Janganlah mengikut seperti kelakuan perempuan yang jahil, jika suaminya beristeri berbilang, sangat marahnya, dan jika suaminya berzina tiada marah.

Wasiat yang kedua puluh empat,

Jika ada sanak saudara kamu berhutang atau miskin dan sempit nafkahnya dan kamu lapang nafkah, maka hendaklah kamu beri sedekah sedikit - sedikit seorang supaya sama kamu.Inilah makna kata orang tua - tua, jika kamu kaya maka hendaklah bawa sanak saudara kamu kaya pula, dan jika kamu senang, maka hendaklah berikan senang kamu itu kepada sanak saudara kamu.

Wasiat yang kedua puluh lima,

Mana - mana sanak saudara kamu yang beroleh martabat dan kesenangan, maka hendaklah kamu kuat - kuat mendo'akannya supaya boleh kamu bernaung di bawah martabatnya.

Wasiat yang kedua puluh enam,

Hendaklah kasih akan anak - anak dan sayang akan fakir miskin dan hormat akan orang tua - tua.

Wasiat yang kedua puluh tujuh,

Apabila kamu tidur, hendaklah padamkan pelita, jangan di biarkan terpasang, karena sangat makruh, sebab demikian itu kelakuan kafir yahudi.

Wasiat yang kedua puluh delapan,

Jika kamu hendak bepergian, maka hendaklah ziarah kepada ibu bapa dan kepada guru - guru dan orang saleh - saleh.Minta izin kepada mereka itu serta minta tolong do'akan, dan lagi hendaklah mengeluarkan sedekah supaya dapat lapang.

Wasiat yang kedua puluh sembilan,

Jangan berasah gigi laki - laki dan perempuan.Dan jangan bertindik telinga jika perempuan, karena yang demikian itu pekerjaan jahiliah. 
Wasiat yang ketiga puluh,

Jangan kuat kasih akan dunia, hanyalah sekedar hajat.Siapa kuat kasih akan dunia banyak susah badannya dan percintaan hatinya dan sempit dadanya.Siapa benci akan dunia, sentosa badannya dan senang hatinya dan lapang dadanya.

Wasiat yang ketiga puluh satu,

Hendaklah kasih sayang akan ibu bapa seperti di ikut apa kata - katanya dan membuat kebajikan kepada keduanya sehabis - habis ikhtiar.Dan jangan durhaka pada keduanya, seperti tiada mengikut perintah keduanya dan kasar perkataan kepada keduanya dan tiada terbawa adabnya.

Wasiat yang ketiga puluh dua,

Jika mati kedua ibu bapa kamu atau salah seorang, maka hendaklah kamu kuat - kuat mendoa'akannya pada tiap - tiap sembahyang dan ziarah pada kuburnya pada tiap - tiap hari Jum'at.

Wasiat yang ketiga puluh tiga,

Hendaklah kuat membuat kebajikan serta dengan yakin kepada guru - guru dan jangan durhaka kepadanya.

Wasiat yang ketiga puluh empat,

Hendaklah berkasih - kasihan dengan orang sekampung dan jika kafir sekalipun dan jangan berbantah - bantah dan berkelahi dengan mereka itu.

Wasiat yang ketiga puluh lima,

Jangan di beri hati kamu mencintai akan maksiat, artinya membuat kejahatan, karena yang demikian itu percintaan hati.Dan jika banyak percintaan hati, membawa kepada kurus badan.

Wasiat yang ketiga puluh enam,

Jangan kamu jabatkan tangan kamu kepada apa - apa yang haram, karena yang demikian itu mendatangkan bala.

Wasiat yang ketiga puluh tujuh,

Jika datang bala dan cobaan, maka hendaklah mandi tobat mengambil air sembahyang, dan meminta do'a kepada Allah Ta'ala.Dan banyak - banyak bersedekah kepada fakir dan miskin dan minta tolong do'akan kepada guru - guru dan shalih - shalih karena mereka itu kekasih Allah Ta'ala.

Wasiat yang ketiga puluh delapan,

Apabila hampir bulan Ramadhan, maka hendaklah selesaikan pekerjaan dunia supaya senang beramal ibadat di dalam bulan Ramadhan dan jangan berusaha dan berniaga di dalam bulan Ramadhan, tetapi hendaklah bersungguh - sungguh beramal dan ibadat dan membuat kebajikan siang dan malam, khususnya bertadarus Quran dan bersuluk.

Wasiat yang ketiga puluh sembilan,

Hendaklah kuat bangun pada waktu sahur, beramal ibadat dan meminta do'a, karena waktu itu tempat do'a yang makbul, khususnya waktu sahur malam Jum'at.

Wasiat yang keempat puluh,

Hendaklah kuat mendo'akan orang Islam, sama ada hidup atau mati.

Wasiat yang keempat puluh satu,

Apabila bertambah - tambah harta benda kamu dan bertambah - tambah pangkat derajat kamu, tetapi amal ibadat kamu kurang, maka jangan sekali - kali kamu suka akan yang demikian itu, karena demikian itu kehendak setan dan iblis dan lagi apa faedah harta bertambah - tambah dan umur berkurang - kurang.

Wasiat yang keempat puluh dua,

Maka hendaklah kamu i'tikadkan dengan hati kamu, bahwasanya Allah Ta'ala ada hampir kamu dengan tiada bercerai - cerai siang dan malam.Maka ia melihat apa - apa pekerjaan kamu lahir dan batin.Maka janganlah kamu berbuat durhaka kepadaNya sedikit jua, karena Iia senantiasa melihat juga tetapi hendaklah senantiasa kamu memohonkan keridhaanNya lahir dan batin.Dan lazimkan olehmu i'tikad ini supaya dapat Jannatul 'ajilah artinya sorga yang di atas dunia ini.

Wasiat yang keempat puluh tiga,

Maka hendaklah kamu ingat bahwa malaikat maut datang kepada setiap seorang lima kali dalam sehari semalam, mengabarkan akan kamu bahwa aku akan mengambil nyawa kamu, maka hendaklah kamu ingat apabila sudah sembahyang tiada sampai nyawa kamu kepada sembahyang kedua, demikian selama - lamanya.

Wasiat yang keempat puluh empat,

Hendaklah kamu kuat mendo'akan hamba yang dha'if ini dan sekurang - kurangnya kamu hadiahkan kepada hamba pada tiap - tiap malam Jum'at dibaca fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, atau Yasin sekali pada tiap - tiap malam Jum'at atau Ayatul Kursi 7 kali dan aku mendo'akan pula kepada kamu sekalian.

Inilah wasiat hamba yang empat puluh empat atas jalan ikhtisar dan hamba harap akan anak cucu hamba akan membuat syarahnya masing - masing dengan kadarnya yang munasabah, supaya tahu Dha'ifut thullab wa qashirul fahmi.
Wallahu khairul hakimin, wa maqbulus sailin... Amin.

Google Image : Silsilah Keguruan
Jadi itu sekilas sejarah dari perjuang Syeikh Abdul Wahab Rokan, bahwa sebenarnya tidak ada guru yang lebih baik selain mengambil pelajaran dari pengalaman orang – orang yang terdahulu. Juga jangan lupa, carilah ilmu dengan guru yang Sanadnya jelas hingga ke Nabi Muhammad SAW, hati – hatilah dalam beragama.

Google Image : Ketenangan Jiwa

             Semoga kita semua selalu di erikan petunjuk oleh Allah SWT, Amin