Sejarah Beserta Wasiat Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan

google image : Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan


Sejarah Beserta Wasiat Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan - Kali ini saya dengan kawan – kawan sejawat akan melakukan wisata religi, yaitu berziarah ke kampung Basilam.  Selain kita melakukan sunah rosululloh saw, kita juga harus membuka wawasan dan cakrawala mengenai sejarah agama islam, khususnya  mengenal sejarah perjalanan Syekh Abdull Wahab Rokan. Sebenarnya bukan hanya itu tujuan saya kesini, di tengah – tengah masyarakat dan media yang sering menggembor – gemborkan suara bid’ah, sesat atau syirik kepada amalan sesama islam, padahal amalan tersebut tersebut telah benar – benar jelas silsilah keguruannya secara turun temurun di lakukan tanpa melanggar syariat islam. Jadi pada waktu itu dari pada saya bingung dengan pikiran sendiri lebih baik yuk kita langsung aja temui sumbernya langsung biar jelas tanpa fitnah. Karena wawasan akan terbuka jika kita mampu sedikit meluangkan waktu untuk mencari tahu.

Google Image : Salah Satu Keturunan Dari Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan
Lokasinya di Bumi Sumatera Utara, lebih tepatnya di daerah langkat, terdapat sebuah kampung yang bernama Basilam. Menurut artinya Basilam ini adalah Pintu Kesejahteraan. Dari cerita masyarakat disini, kampung ini pertama kali di bangun oleh Almarhum Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan atau sering di kenal dengan sebutan Tuan Guru Babussalam. Beliau adalah salah satu orang keren, pemimpin tarekat Naqsabandiyah. Di kampung beliau membangun perkampungan dan disini juga  beliau di makamkan.  Faqih Muhammad gelarnya, dan Abu Qosim demikian nama kecilnya. Saya akan menceritakan silsilah keturunannya,  ayanya bernama Abdul Manaf bin M.Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai, keturunan dari raja – raja Siak. Sedangkan ibunya bernama Arba’iah binti Datuk Dagi binti Tengku Perdana mentri bin Sultan Ibrahim, Kepunahan (Riau) dan masih mempunyai pertalian darah dengan Sultan Langkat.

Dari sejarahnya Haji Abdullah Tembusai meninggalkan 670 anak dan cucu. Salah seorang putra beliau bernama M. Yasin menikah dengan seorang wanita dari suku batu hampar, dari hasil pernikahan ini kedua sepasang suami istri ini melahirkan seorang anak laki – laki yang bernama Abdul Manaf, yaitu ayah kandung Syekh Abdul Wahab Rokan.

Beliau dilahirkan pada tanggal 19 Rabi’ul akhir 1230 H. bertepatan dengan 28 September 1811 M. di kampung dana Runda, Rantau Binuang Sakti, Sumatra Timur. Dan wafat pada tanggal 21 Jumadil awal 1345 H. bertepatan dengan 27 Desember 1926 M. di Babussalam, Tanjungpura, Sumatra Utara. Abdul Wahab Rokan tumbuh di keluarga yang menjujung tinggi ilmu keagamaan. Nenek buyutnya, H Abdullah Tembusai, dikenal sebagai ulama besar merupakan golongan dari raja – raja yang sangat berpengaruh dan di segani pada zamannya.
Google Image : Suasana Tampak Depan Dari Masjid Peninggalan Syeikh Abdul Wahab Rokan
Dengan garis keturunannya tersebut, Syekh Abdul Wahab Rokan sejak kecilpun telah terdidik, terutama untuk pelajaran agama. Demi menghapal Al – Qur’an, Syekh Abdul Wahab kecil tak jarang bermalam di rumah gurunya. Ia pun patuh pada guru, bahkan kerap muncucikan pakaian orang yang mendidiknya itu. Keistimewaan telah tampak sejak Abdul wahab masih kecil. Suatu ketika saat terlelap pada dinihari, Abdul Wahab masih menekuni Al – Qur’an. Mendadak muncul seorang tua mengajarinya membaca Al – Qur’an. Setlah rampung satu khatam, orang tua itu menghilang.
Google Image : Suasa yang Damai
Sejarah pemulaan menuntut ilmu agamanya, Syekh Abdul Wahab Rokan belajar pada Tuan Baqi di tempat kelahirannya, selain itu beliau juga belajar membaca Al – qur’an kepada H.M Sholeh, seorang alim besar asal Minangkabau sampai tamat. Kemudian beliau melanjutkan pencaharian ilmunya ke Tembusai dan berguru dengan Maulana Syekh Abdullah Halim dan Syekh Muhammad Shaleh Tembusai. Dari keduanya dipelajarinya berbagai ilmu dalam bahasa Arab, antara lain kitab – kitab Fathul Qorib, Minhaju Al- Thalibin, Iqna’(Fiqih), Tafsir Jamal, Nahwu, Sharaf, Balagah, Manthiq, Tauhid, Arudh Dan Lain – lain. Karena kejeniusannya dalam menyerap ilmu dari gurunya dan penguasaan terhadap ilmu – ilmu tersebut, di gelarlah ia dengan “Faqih Muhammad” artinya orang yang ahli dalam ilmu fiqih.

Setelah menamatkan studinya dengan dua ulama terkemuka di Nusantara, kegigihan menuntut ilmunya membuat beliau tidak puas hanya belajar sampai di Malaka. Beliau akhirnya menempuh kisah pendidikannya ke Mekah dan menimba ilmunya pada tahun (1846 M). Abdul Wahab berangkat ke Semenanjung Melayu untuk menambah ilmu pengetahuan dan tinggal di Sungai Ujung (Simunjung), negeri sembilan. Di tempat ini beliau kepada syekh Muhammad Yusuf Minangkabau, seorang ulama terkemuka yang berasal dari Minangkabau, seorang ulama terkemuka yang berasal dari Minangkabau. Syekh H, Muhammad Yusuf kemudian diangkat sebagai Mufti di kerajaan langkat dan digelari (Tuk Ongku). Unutk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari Faqih Muhammad berdagang di kota Malaka. Berkat kesalihannya ia menyuruh pembeli menimbang baranng yang di belinya sendiri. Ini demi menghindari kecurangan.
Google Image :  Para Kyai Penerus Tarikah Naqsyabandiyah
Setelah dua tahun di Malaka karena hasrat belajarnya yang tidak surut – surut. Beliau melanjutkan menempuh perjalanannya kembali ke Mekah pada tahun 1848. Selama 6 tahun di Mekah ia belajar kepada ulama – ulama terkenal seperti Saidi Syarif Zaini Dahlan (Mufti Mazhab Syafi’i), seorang ulama terkenal berasal dari Turki. Kemudian beliau juga berguru dengan Syekh Sayyid Muhammad bin Sulaiman Hasbunallah al-Makki dan ulama bangsa Arab lainnya. Kepada ulama- ulama Jawi atau Asia ia belajar kepada Syekh Ruknuddin Rawa, Syekh Muhammad bin Ismail Daud al-Fathani, Syekh Abdul Qodir bin Abdurrahman Kutan al-Kalantani, Syekh Wan Ahmad bin Muhammad Zain bin Musthafa al Fathani dan lain – lain.
Selama enam tahun pada guru – guru ternama pada saat itu, disini pulalah ia memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat pada Syekh Sulaiman Zuhdi sampai akhirnya ia memperoleh ijazah sebagai “Khilafah Besar Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah,”.
Google Image : Pemandangan Depan dari Makam Syeikh Abdul Wahab Rokan
Pada saat belajar di Mekah, Syekh Abdul Wahab dan murid – murid yang lain pernah diminta untuk membersihkan tandas dan kamar mandi guru mereka. Saat itu, kebanyakan dari kawan – kawan seperguruannya melakukan tugas ini dengan ketidak seriusan bahkan ada yang enggan. Lain halnya dengan Syekh Abdul Wahab. Ia melaksanakan perintah gurunya dengan sepenuh hati. Setelah semua rampung, sang guru lalu mengumpulkan semua murid – muridnya dan memberikan pujian kepada Syekh Abdul Wahab sambil mendoakan.
Mudah – mudahan tangan yang telah membersihkan kotoran ini akan dicium dan dihormati oleh termasuk para raja. Menyimak ketekunan muridnya, suatu ketika Sulaiman Zuhdi, resmi mengangkat Syekh Abdul Wahab sebagai khalifah besar. pengukuhan itu diiringi dengan bai’ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi Muhammad Saw hingga kepada Sulaiman Zuhdi yang kemudian diteruskan kepada Wahab. Ijazahnya ditandai dengan pemberian dua gelar.
Google Image : Suasana di dalam masjid
Ia pun mendapat gelar Al Khalidi Naqsyabandi. Kemudian mendapat ijazah sebagai “Khalifah Besar Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah,”. Dan diberi nama Syekh Haji Abdul wahab Rokan Jawi al – khalidi an-Naqsyabandi. Tak lama Syekh Sulaiman Zuhdi menyuruh Abdul Wahab Rokan kembali ke tanah airnya untuk menyebarkan tarekat Naqsyabandiah.

Di namakan Syekh Abdul Wahab dengan “Rokan”, karena ia berasal dari daerah Rokan, kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Di namakan dengan “al-Khalid”, karena ia menganut tarekat periode Syekh Khalid sampai pada masanya. Dan dinamakan ia dengan “an-Naqsyabandi”, karena ia menganut tarekat yang ajaran dasarnya berasal dari Syekh Bahauddin Naqsyabandi. Menurut silsilah urutan pengambilan tarikat Naqsyabandiyah, Syekh Abdul Wahab Rokan adalah keturunan ke – 32 dari Rosululloh Saw. Setelah kurang lebih enam tahun di Mekah, ia kembali ke Riau. Disana, ia mengembangkan Syiar agama dan tarekat yang dianutnya, hingga Sumatra Utara dan Malaysia.

Pada tahun 1854 Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan pulang ke Tanah air, dan dari sinilah awal penyebaran ilmu agama dan thoriqoh dimulai. Dalam tahun itu juga. Pada masa awal, beliau mengajar di Tanjung Mesjid, daerah Kubu bagan siapi – api, Riau. Namun pada tahun 1856 Mbeliau mulai mengembangkan tidak hanya di Tanjung masjid, akan tetapi juga mengajar di sungai Mesjid, daerah Dumai, Riau. Setelah itu beliau mulai merambah daerah di Kualuh, wilayah labuhan batu tahun 1860 M. dan mengajar di Tanjung Pura, langkat tahun 1865 M. serta mengajar di Gerbang tahun 1882 M, dan dalam tahun 1883 berpindah ke Babussalam, padang Tualang, langkat.

Ternyata setelah kesini dijadikan sebagai pusat seluruh aktivitas, sebagai pusat tarbiyah zhariyah, tarbiyah ruhaniyah dan dakwah membina umat semata – mata mengabdi kepada Allah SWT. Dari sana, ia mengembangkan syiar agama dan tarekat yang dianutnya. Lama kelamaan muridnya banyak dan menyebar hingga ke Asia Tenggara. Sangking terkenalnya, raja – raja diwilayah Riau dan Sumatra Utara pun akhirnya mengundangnya.

Google Image : Mencoba untuk merasakan
Pada suatu waktu Sultan Musa Al-Muazzamsyah dari kerajaan Langkat masa itu mengundangnya. Saat itu sang raja sedang dirudung kesedihan. Pasalnya putranya sakit parah dan akhirnya wafat. Syekh HM Nur yang sahabat karib Abdul Wahab ketika di Makah yang kala itu menjadi pemuka agama di kerajaan memberikan saran agar Sultan bersuluk di bawah bimbang Abdul Wahab. Sultan menyetujui dan mengundang Abdul Wahab.
Abdul Wahab pun datang ke Langkat. Di sana mengerjakan tarekat Naqsyahbandi dan berseluk kepada Sultan. Setelah berulang bersuluk, Sultan Musa memenuhi saran Wahab menunaikan ibadah haji. Di tanah suci Sang Raja juga bersuluk kepada Sulaiman Zuhdi di Jabal Kubis.
Berkat kekariban hubungan guru – murid, Sultan Musa menyerahkan sebidang tanah di tepi Sungai Batang Serangan, sekitar 1 km dari Tanjung Pura. Sultan berharap gurunya dapat mengembangkan syiar agama dari tanah pemberiannya. Wahab menyetujui dan menamakan kampung itu Babussalam.
Dalam tarikh 12 syawal 1300 H/12 Agustus 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan bersama 160 orang pengikutnya dengan menggunakan 13 buah perahu mengarungi sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang – undang atau peraturan tersendiri yang dinamakan Babussalam.
Google Image : Ziarah Kubur
Pendidikan mengenai keislman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjemaah tidak sekali- kali diabaikan. Tilawah Al-qur’an, selawat, zikir, terutama zikir menurut kaedah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan lain – lain sejenisnya semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan syeikh mursyid dan khalifah – khalifahnya. Syeikh mursyid adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan sendiri. Khalifah ada beberapa orang, pada suatu ketika di antara khalifah terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani.
Babussalam berkembang pesat menjadi yang memiliki otonomi khusus. Kampung ini kemudian dikenal sebagai daerah basis pengembangan tarekat Naqsyahbandiyah di Sumatra Utara. Bahkan Abdul Wahab sempat membentuk pemerintahan sendiri di Babussalam. Di antara yang paling menarik adalah membuat Lembaga Permusyawarahan Rakyat atau Babul Funun.

Hubungannya terjalin erat anatara Wahab dan Sultan pernah juga mengalami pasang surut. Keduanya sempat  renggang. Kala itu syeikh Abdul Wahab difitnah membuat uang palsu. Akibatnya, Sultan memerintahkan penggeladahan ke rumahnya. Namun tuduhan tersebut sama sekali tidak terbukti. Akhirnya saling memaafkan. Namun sesuai peristiwa Abdul Wahab memutuskan untuk pindah ke Malaysia. Konon kepindahannya ini mengakibatkan sumur minyak di pangkalan Brandan surut penghasilannya.
Kisah Fitnah Belanda
Google Image : Setelah Solat Dzuhur
Perjuangan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan dibuktikan dengan kisahnya bersama dengan Sultan Zainal Abidin, Sultan kerjaan Rokan dan Haji Abdul Muthallib, Mufti kerjaan Rokan pernah mengasaskan persatuan Rokan. Persatuan Rokan bertujuan secara umumnya adalah untuk kemaslahatan dan kebajikan Rokan. Walau bagaimana pun tujuan utamanya adalah perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan kerajaan Rokan dari penjajah Belanda. Pembahagian kerja persatuan Rokan ialah Sultan Zainal Abidin sebagai pelaksana seagala urusan luar negeri. Haji Abdul Muthallib menjalankan pekerjaan – pekerjaan dalam negeri dan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan dengan menerapkan pendidikan juga memberi semangat pada masayarakat.

Pada suatu saat Babussalam pernah dihancurkan oleh Belanda dan mengakibatkan tuan guru dan para pengikutnya akhirnya mengungsi. Setelah terharu menyaksikan kampung yang dibangunnya menjadi sepi dan hancur, tuan guru bersama pengikutnya, kembali membangun Babusalam dan menetap kembali disana. Tak sekedar berkembang pesat, Tuan Guru bersama Babussalam tumbuh sebagai basis Islam yang disegani.

Namun pemerintah kolonial Belanda berusaha menjinakkannya. Salah satunya dengan tipu daya berupa memberi gelar kehormatan. Pada tahun 1342 H/1923 M Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan Bintang Emas untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan. Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu, adalah Tuah Syeikh seorang yang banyak jasa mengajar agama Islam dan mempunyai murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah Bintang Emas kepada Tuan Syeikh. Namun demikian, penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahwa bisa saja ada maksud – maksud tertentu dari pada  pihak penjajah Belanda untuk memperalatan beliau untuk, kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu.
Oleh karena itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan berkata saat itu juga,

“jika saya di pandang sebagai seseorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan saya kepada Raja Belanda agar ia segera masuk islam,”.
Tuan guru menilai bahwa pemberian bintang itu merupakan pengingat yang diberikan oleh Allah kepadanya secara tidak langsung. Setelah kejadian itu, ia meminta pengikutnya lebih giat dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Sedangkan bintang kehormatan itu pun kemudian diserahkan kepada Sultan Langkat untuk dikembalikan kepada Belanda.
Tuan guru wafat di usia 115, pada 21 Jumadil awal 1345 H (27 Desember 1926), meninggalkan 4 istri, 26 anak dan puluhan cucu. Hingga ini makamnya diziarahi ribuan umat, terutama setiap peringatan hari wafat.
Tidak banyak diketahui hasil penulisan Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan. Saat ini yang dapat di pelajari ialah :

·        Munajat, merupakan kumpulan puji-pujian dan berbagai do’a
·        Syair burung Garuda, merupakan pendidikan dan bimbingan remaja
·        Wasiat, merupakan pelajaran adab murid terhadap guru, akhlak, dan 44  jenis wasiat
Google Image : Guru Mursyid Tertinggi Generasi Sekarang, Masih Keturunan Syeikh Abdul wahab Rokan


Alhamdulillah... 'allazi afdholana 'ala katsiri 'ubbadihi tafdhila
Washsholatu wassalamu 'ala sayyidina muhammadin nabiyyan warosulan
Wa 'alihi wa 'ashabihi hadiyyan wa nashiran... amin
Muta'lazimaini daiman 'abada.
'Amma ba'du,

Masa hijrah Nabi kita Muhammad Saw tahun 1300 Hijriyah dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari Jum'at Jam 2.00, masa itulah saya Syeikh Abdul Wahab Rokan An-Naqsyabandi Al-Khalidiyah bin Abdul Manaf Tanah Putih bin Yasin bin Al - Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki - laki atau perempuan, sama adanya anak kandung atau anak murid serta kaum muslimin dan muslimat.
Google Image : Para Mursyid

Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat, dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali - kali jangan kamu permudah - mudah dan jangan kamu peringan - ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah Swt dan RasulNYA dan guru - guru yang pilihan.
Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit - dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab Taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini.
Dan barang siapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya di dunia akhirat.

Wasiat yang pertama,

Hendaklah kamu sekalian masygul dengan menuntut ilmu Quran dan kitab kepada guru - guru yang mursyid dan rendahkan dirimu kepada guru - guru kamu.Dan perbuat apa - apa yang disuruhkan, jangan bertangguh - tangguh.Dan banyak - banyak bersedekah kepadanya.Dan i'tikadkan diri kamu itu hambanya.Dan jika sudah dapat ilmu itu, maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucuku, kemudian maka orang yang lain.Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan anak cucu kamu.Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi pinta upah dan gaji itu kepada Tuhan Yang Esa lagi kaya serta murah, yaitu Allah Ta'ala. 
Wasiat yang kedua,

Apabila sudah kamu baligh, berakal, hendaklah menerima Thariqat Naqsyabandiah atau Thariqat Syadziliyah, supaya sejalan kamu dengan aku.

Wasiat yang ketiga,

Jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat.Dan jika hendak mencari nafkah, hendaklah dengan jalan tulang iga (dengan tenaga sendiri), seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil.Dan di dalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada tiap - tiap hari supaya segera dapat nafkah.Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah sedekahkan satu dan taruh sembilan.Dan jika dapat dua puluh, sedekahkan dua.Dan jika dapat seratus sedekahkan sepuluh, dan taruh sembilan puluh.Dan apabila cukup nafkah kira - kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira - kira 40 hari, maka barulah mencari.

Wasiat yang keempat,

Maka hendaklah kamu berbanyak sedekah sebilang sehari, istimewa pada malam Jum'at dan harinya.Dan sekurang - kurangnya sedekah itu 40 duit pada tiap - tiap hari.Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap - tiap tahun.

Wasiat yang kelima,

Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang pasik.Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil, tetapi bersahabatlah kamu dengan orang - orang 'alim dan ulama dan shalih - shalih.

Wasiat yang keenam,

Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya, seperti hendak menjadi Qadhi dan Imam dan lainnya, istimewa pula hendak menjadi penghulu - penghulu.Dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak - banyak.Dan jangan di banyakkan memakai pakaian yang bagus - bagus.

Wasiat yang ketujuh,

Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat dan kebal dan pemanis dan lainnya, karena sekalian ilmu ada di dalam Al - Quran dan Kitab.

Wasiat yang kedelapan,

Hendaklah kamu kuat merendahkan diri kepada orang Islam.Dan jangan dengki khianat kepada mereka itu.Dan jangan diambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.

Wasiat yang kesembilan,

Jangan kamu menghinakan diri kepada kafir laknatullah serta makan gaji serta mereka itu.Dan jangan bersahabat dengan mereka itu, melainkan sebab uzur syara'.

Wasiat yang kesepuluh,

Hendaklah kamu kuat menolong orang yang kesempitan sehabis - habis ikhtiar sama ada tolong itu dengan harta benda atau tulang iga, atau bicara atau do'a.Dan lagi apa - apa hajat orang yang di kabarkannya kepada kamu serta dia minta tolong, maka hendaklah sampaikan seboleh - bolehnya.

Wasiat yang kesebelas,

Kekalkan air sembahyang dan puasa tiga hari pada tiap - tiap bulan. 
Wasiat yang kedua belas,

Jika ada orang berbuat kebajikan kepada kamu barang apa kebajikan, maka hendaklah kamu balas akan kebajikan itu.

Wasiat yang ketiga belas,

Jika orang dengki khianat kepada kamu, telah dipeliharakan Allah Swt kamu dari padanya, maka hendaklah kamu sabar dan jangan dibalas dan beri nasihat akan dia dengan perkataaan lemah lembut, karena mereka itu orang yang bebal.

Wasiat yang keempat belas,

Jika kamu hendak beristeri, jangan di pinang orang tinggi bangsa seperti anak datuk - datuk.Dan jangan di pinang anak orang kaya - kaya, tetapi hendaklah pinang anak orang fakir - fakir dan miskin.

Wasiat yang kelima belas,

Jika memakai kamu akan pakaian yang lengkap, maka hendaklah ada di dalamnya pakaian yang buruk.Dan yang aulanya yang buruk itu sebelah atas.

Wasiat yang keenam belas,

Jangan di sebut kecelaan orang, tetapi hendaklah sembunyikan sehabis - habis sembunyi.

Wasiat yang ketujuh belas,
 Hendaklah sebut - sebut kebajikan orang dan kemuliaannya. 
Wasiat yang kedelapan belas,

Jika datang orang 'alim dan guru - guru kedalam negeri yang tempat kamu itu, istimewa pula Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu dahulu datang ziarah kepadanya dari pada orang lain serta beri sedekah kepadanya.

Wasiat yang kesembilan belas,

Jika pergi kamu kepada suatu negeri atau dusun dan ada di dalam negeri itu orang alim dan guru - guru, khususnya Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu ziarah kepadanya kemudian hendaklah membawa sedekah kepadanya.

Wasiat yang kedua puluh,

Jika hendak pergi orang alim itu daripada tempat kamu itu atau engkau hendak pergi dari pada tempat itu, maka hendaklah kamu ziarah pula serta memberi sedekah supaya dapat kamu rahmat yang besar.

Wasiat yang kedua puluh satu,

Sekali - kali jangan kamu kawin dengan janda guru kamu, khususnya guru Thariqat.Dan tiada mengapa kawin dengan anak guru, tetapi hendaklah bersungguh - sungguh membawa adab kepadanya serta jangan engkau wathi akan dia, melainkan kemudian daripada meminta izin.Dan lebihkan olehmu akan dia daripada isterimu yang lain, karena dia anak guru, hal yang boleh di lebihkan.

Wasiat yang kedua puluh dua,

Hendaklah segala kamu yang laki - laki beristeri berbilang - bilang.Dan sekurang - kurangnya dua, dan yang baiknya empat.Dan jika isterimu tiada mengikut hukum, ceraikan, cari yang lain.

Wasiat yang kedua puluh tiga,

Hendaklah kamu yang perempuan banyak sabar, jika suami kamu beristeri berbilang - bilang.Janganlah mengikut seperti kelakuan perempuan yang jahil, jika suaminya beristeri berbilang, sangat marahnya, dan jika suaminya berzina tiada marah.

Wasiat yang kedua puluh empat,

Jika ada sanak saudara kamu berhutang atau miskin dan sempit nafkahnya dan kamu lapang nafkah, maka hendaklah kamu beri sedekah sedikit - sedikit seorang supaya sama kamu.Inilah makna kata orang tua - tua, jika kamu kaya maka hendaklah bawa sanak saudara kamu kaya pula, dan jika kamu senang, maka hendaklah berikan senang kamu itu kepada sanak saudara kamu.

Wasiat yang kedua puluh lima,

Mana - mana sanak saudara kamu yang beroleh martabat dan kesenangan, maka hendaklah kamu kuat - kuat mendo'akannya supaya boleh kamu bernaung di bawah martabatnya.

Wasiat yang kedua puluh enam,

Hendaklah kasih akan anak - anak dan sayang akan fakir miskin dan hormat akan orang tua - tua.

Wasiat yang kedua puluh tujuh,

Apabila kamu tidur, hendaklah padamkan pelita, jangan di biarkan terpasang, karena sangat makruh, sebab demikian itu kelakuan kafir yahudi.

Wasiat yang kedua puluh delapan,

Jika kamu hendak bepergian, maka hendaklah ziarah kepada ibu bapa dan kepada guru - guru dan orang saleh - saleh.Minta izin kepada mereka itu serta minta tolong do'akan, dan lagi hendaklah mengeluarkan sedekah supaya dapat lapang.

Wasiat yang kedua puluh sembilan,

Jangan berasah gigi laki - laki dan perempuan.Dan jangan bertindik telinga jika perempuan, karena yang demikian itu pekerjaan jahiliah. 
Wasiat yang ketiga puluh,

Jangan kuat kasih akan dunia, hanyalah sekedar hajat.Siapa kuat kasih akan dunia banyak susah badannya dan percintaan hatinya dan sempit dadanya.Siapa benci akan dunia, sentosa badannya dan senang hatinya dan lapang dadanya.

Wasiat yang ketiga puluh satu,

Hendaklah kasih sayang akan ibu bapa seperti di ikut apa kata - katanya dan membuat kebajikan kepada keduanya sehabis - habis ikhtiar.Dan jangan durhaka pada keduanya, seperti tiada mengikut perintah keduanya dan kasar perkataan kepada keduanya dan tiada terbawa adabnya.

Wasiat yang ketiga puluh dua,

Jika mati kedua ibu bapa kamu atau salah seorang, maka hendaklah kamu kuat - kuat mendoa'akannya pada tiap - tiap sembahyang dan ziarah pada kuburnya pada tiap - tiap hari Jum'at.

Wasiat yang ketiga puluh tiga,

Hendaklah kuat membuat kebajikan serta dengan yakin kepada guru - guru dan jangan durhaka kepadanya.

Wasiat yang ketiga puluh empat,

Hendaklah berkasih - kasihan dengan orang sekampung dan jika kafir sekalipun dan jangan berbantah - bantah dan berkelahi dengan mereka itu.

Wasiat yang ketiga puluh lima,

Jangan di beri hati kamu mencintai akan maksiat, artinya membuat kejahatan, karena yang demikian itu percintaan hati.Dan jika banyak percintaan hati, membawa kepada kurus badan.

Wasiat yang ketiga puluh enam,

Jangan kamu jabatkan tangan kamu kepada apa - apa yang haram, karena yang demikian itu mendatangkan bala.

Wasiat yang ketiga puluh tujuh,

Jika datang bala dan cobaan, maka hendaklah mandi tobat mengambil air sembahyang, dan meminta do'a kepada Allah Ta'ala.Dan banyak - banyak bersedekah kepada fakir dan miskin dan minta tolong do'akan kepada guru - guru dan shalih - shalih karena mereka itu kekasih Allah Ta'ala.

Wasiat yang ketiga puluh delapan,

Apabila hampir bulan Ramadhan, maka hendaklah selesaikan pekerjaan dunia supaya senang beramal ibadat di dalam bulan Ramadhan dan jangan berusaha dan berniaga di dalam bulan Ramadhan, tetapi hendaklah bersungguh - sungguh beramal dan ibadat dan membuat kebajikan siang dan malam, khususnya bertadarus Quran dan bersuluk.

Wasiat yang ketiga puluh sembilan,

Hendaklah kuat bangun pada waktu sahur, beramal ibadat dan meminta do'a, karena waktu itu tempat do'a yang makbul, khususnya waktu sahur malam Jum'at.

Wasiat yang keempat puluh,

Hendaklah kuat mendo'akan orang Islam, sama ada hidup atau mati.

Wasiat yang keempat puluh satu,

Apabila bertambah - tambah harta benda kamu dan bertambah - tambah pangkat derajat kamu, tetapi amal ibadat kamu kurang, maka jangan sekali - kali kamu suka akan yang demikian itu, karena demikian itu kehendak setan dan iblis dan lagi apa faedah harta bertambah - tambah dan umur berkurang - kurang.

Wasiat yang keempat puluh dua,

Maka hendaklah kamu i'tikadkan dengan hati kamu, bahwasanya Allah Ta'ala ada hampir kamu dengan tiada bercerai - cerai siang dan malam.Maka ia melihat apa - apa pekerjaan kamu lahir dan batin.Maka janganlah kamu berbuat durhaka kepadaNya sedikit jua, karena Iia senantiasa melihat juga tetapi hendaklah senantiasa kamu memohonkan keridhaanNya lahir dan batin.Dan lazimkan olehmu i'tikad ini supaya dapat Jannatul 'ajilah artinya sorga yang di atas dunia ini.

Wasiat yang keempat puluh tiga,

Maka hendaklah kamu ingat bahwa malaikat maut datang kepada setiap seorang lima kali dalam sehari semalam, mengabarkan akan kamu bahwa aku akan mengambil nyawa kamu, maka hendaklah kamu ingat apabila sudah sembahyang tiada sampai nyawa kamu kepada sembahyang kedua, demikian selama - lamanya.

Wasiat yang keempat puluh empat,

Hendaklah kamu kuat mendo'akan hamba yang dha'if ini dan sekurang - kurangnya kamu hadiahkan kepada hamba pada tiap - tiap malam Jum'at dibaca fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, atau Yasin sekali pada tiap - tiap malam Jum'at atau Ayatul Kursi 7 kali dan aku mendo'akan pula kepada kamu sekalian.

Inilah wasiat hamba yang empat puluh empat atas jalan ikhtisar dan hamba harap akan anak cucu hamba akan membuat syarahnya masing - masing dengan kadarnya yang munasabah, supaya tahu Dha'ifut thullab wa qashirul fahmi.
Wallahu khairul hakimin, wa maqbulus sailin... Amin.

Google Image : Silsilah Keguruan
Jadi itu sekilas sejarah dari perjuang Syeikh Abdul Wahab Rokan, bahwa sebenarnya tidak ada guru yang lebih baik selain mengambil pelajaran dari pengalaman orang – orang yang terdahulu. Juga jangan lupa, carilah ilmu dengan guru yang Sanadnya jelas hingga ke Nabi Muhammad SAW, hati – hatilah dalam beragama.

Google Image : Ketenangan Jiwa

             Semoga kita semua selalu di erikan petunjuk oleh Allah SWT, Amin


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »