Cara Kami Bertualang Tanpa GPS Menuju Lokasi Air Terjun Sipiso - piso Bersama Sejoli Part 2






Tidak benar jika pernyataan kawan saya dulu masihsekolah di jawa, sering beranggapan bahwa watak penduduk provinsi Sumatera itu pada kasar.


Air terjun Sipiso - piso Saya yang sudah membuktikannya, hampir 4 tahun menjalani pendidikan sarjana di Sumatera Selatan, Lalu berlanjut mengambil pendidikan profesi di Sumatera Utara selama 2 tahun, dan alhamdulillahnya  saat ini saya sudah hampir 10 bulan menginjakan kaki di tanah batak, Oras broo. Selama pengalaman saya di Sumatera ini, saya menyimpulkan bahwa, seluruh manusia sebenarnya memiliki dasar yang sama. Hanya saja pengaruh budaya dan kondisi lingkungan yang membedakan cara kita hidup. Meskipun dasar manusia sama, kita masih harus tetap cerdas untuk meninjau sekitar kita. Intinya jangan mudah takut, jangan mudah su'udzon. Selama kita masih berperilaku baik di negara Indonesia, mereka pasti akan menghargai setiap kebutuhan kita. Pokoke Indonesia The Best Bangetlahh, saya selama 5 tahun ini baru mengetahui makna dari seni hidup.

                                                                                    kembali menlanjutkan part sebelumnya,

Saat ini akhirnya kami pun berhasil keluar dari ketersesatan pilihan kiri, sekarang kita mulai dari cabang yang  kanan.  Jalannya agak kurang bagus pada awalnya, karena banyak lubang yang belum tertambal pada saat itu. Namun tenang saja, jalanan berlubangnya tidak sampe 2km, seterusnya jalanan sudah mulai bagus hingga ke tempat tujuan. Orang baik pastinya selalu menuruti peraturan, Ini sangat berbeda dengan diri saya. Entah mengapa insting ini setiap menemukan pertigaan atau perempatan selalu  cepat memutuskan untuk belok kiri. Alasannya masuk akal si, cuman pengen mendapatkan jalan tikus tercepat, namun lagi – lagi dalam perjalanan ini kami kembali  harus mengalami hal asing lagi, duh.


Jalan ini mengarahkan saya ke sebuah perbukitan, jalananya bagus, tapi sangat sempit, mungkin jika mobil masuk, itu hanya muat buat satu mobil saja. selain itu jalanannya berkelok – kelok dan menanjak, suasananya sangat sunyi, Sejauh mata memandang hampir tidak ada satu orang pun yang harapan saya si lagi berkebun atau sedang menebang pohon. Biasanya di jawa, tempat – tempat seperti ini pasti ada aja, minimal satu orang sedang berkebun, ngarit rumput, nebang pohon atau sedang berburu. Tapi sayang sekali, sangking sepinya tempat yang saya lewati ini, jadi seolah - olah tanah ini  serasa milik kami berdua.

Sangking tingginya sudut jalan, Motor matic saya yang hanya memiliki tenaga 115 cc ini hampir tidak naik melewati perbukitan ini. Untung saja saya pernah di ajari tips mendaki motor di sudut tanjakan yang hampir 45 – 65 derjat, dengan cara mengikuti pola tanjakan. Sekarang saya bertanya, mengapa setiap jalan menuju ke pegunungan atau perbukitan selalu berkelok - kelok? 


 Benar sekali…idih jadi mirip dora.


Jawabannya karena kekuatan mesin memiliki batas, dan jika di paksakan maka akan mudah panas. jadi fungsi berkelok – kelok adalah agar jalanan menjadi agak mendatar, dengan begitu kerja mesin menjadi sedikit ringan dan tidak mudah panas. Nah, terus apa alasan mengikut pola tanjakan?

Alsannya jika motor kita mudah payah, maka motor kitalah yang harus dikelok – kelokan, agar mesin kita idak gampang panas dan mogok. Meskipun tips ini memakan waktu lama, tapi tips ini bermanfaat dan efektif, agar orang yang di boncengnya tidak harus susah payah  turun atau mendorong. Simplekan…

Ok, bukit sunyi ini sudah kami lewati dengan tempuh waktu 10 – 15 menitan. Pada akhirnya perjalanan kami pasti berhasil menemukan pemukiman lagi. Suatu perjuangan yang tidak sia – sia pada akhirnya, meskipun nyonya di belakang selalu rewel setiap saat hahaha, anggap saja sebagai anti kesunyian.

Dipemukiman ini saya harus di hadapi oleh berbagai cabang jalan, Tapi  tidak usah hawatir lagi. Karena referensi terbuka lebar ditempat ini, Saya pun menghampiri seorang wanita kira- kira berumur 45 tahunan. Kebetulan beliau sedang santai di sebuah blankon depan rumah saungnya.
“permisi bu, saya mau nanya arah menuju air terjun piso – piso kemana ya?”
Saya perhatikan ibu itu seperti sedang menahan tawa sepertinya, saya masih curiga kalo ini bakal jadi jawaban yang kurang baik.

“kau pasti baru selesai lewat perbukitan itu kan? Kenapa kau tidak luruskan saja, tak usah belok kesini dari awal,”

Sudah saya duga instingsaya kembali eror untuk hari ini..


“tapi kautidak begitu jauh juga jika mengambil jalur sini, sayangnya kalau kau mengambil arah lurus mungkin beberapa menit lagi akan sampai ke air terjun sipisopiso. Dari sini kamu ambil kanan lurus, sampe nanti mentok ada pertigaan kau lanjut belok kiri, setelah itu lurus saja terus sampai menemukan gapura menuju air terjun sipiso-piso,”.



Meskipun saya agak sedikit di ledek, tapi udahlah yang penting sampe tujuan. Saya ucapkan banyak terima kasih kepadanya,  saya rasa insting eror ini gara – gara masih menyimpan dendam sama perah susu.

Perjalanan ini akan saya lanjutkan kembali, Namun ada hal yang berbeda dalam perjalanan sekarang,  seolah - olah kami berdua terhipnotis. Mungkin pemandangan ini yang merubahnya, atau karena perubhan psikis yang drastis karena tingkat ketenangan karena kita sudah menemukan jalan yang pasti. memang yang pasti selalu bisa membuat kita tenang.




Pemandangan rumah – rumah adat batak karo atau bisa juga disebut dengan si Waluh Jabu ini, memiliki desain arsitekur yang khas, juga terdapat kuburan – kuburan mewah yang beraneka ragam bentuknya, ini semua menjadi pengalaman yang eksotis, dan mampu menjadi obat mujarab untuk mencuci pikiran menjadi pengalaman yang unik. selain itu terdapat pemandangan aktifitas warganya yang rukun dan anak - anak bermain ceria dengan mainan sederhana yang terbuat dari alam, sehingga membuat hati ini ingin kembali bernostalgia. Angin sepoi – sepoi mampu meredam sugesti negatif, manfaat alam ini menyamankan perjalanan kami berdua hingga tujuan. Tidak terasa kami telah sampai di Gapura yang menuju Wisata Air Terjun Sipiso-piso, disana juga bertuliskan Danau Toba. Takutnya saya berhalusinasi, makanya saya tanya pacar dulu.

"itu benar tulisan danau Toba ya?".

pacar saya pun membukakan kaca helmnya,



"wih, ia kita udah plus toba, makasih ya"
Seengganya hutang saya kebayar hahaa

kami pun bahagia, seolah - olah tuhan sekaligus memberikan bonus kepada perjalanan kami.
Hasat ini tidak sabar ingin segera beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang selama ini hanya jadi mitos di benak pikiran saya. kami pun nelanjutkan perjalanan yang hampir sampai ini, setelah beberapa  ratus meter saya tempuh. Para blogger, ternyata sebelum kita sampai ke lokasi air terjun sipiso-piso, kita di jamu dulu oleh pemandangan danau Toba, meskipun tidak full viewnya karena kehalang oleh lahan perkebunan dan perbukitan.

Bagi yang hobi berfoto - foto mungkin bisa kalian manfaatkan disini. soalnya dua ratus meter kedepan sudah sampai di gerbang untuk pembelian tiket wisata. harga tiketnya pun sangat - sangat terjangkau. jadi untuk para bagpacker tidak usah memusingkan berapa dana untuk masuk kesini.
Jika kita suda puasa dengan hidangan pembukanya, selanjutnya kita setelah membayar tiket. kitabakal sambut oleh pertigaan, arah ke kiri menuju danau Toba berjarak 5 Km dan kanan menuju air terjun Sipiso - p

iso.500 m. Nanti tinggal kalian rundingan saja dengan kelompok kalian baiknya kemana. tapi kalo menurut saya lebih baik kita ketempat yang jauh dulu, mengapa ? karena saat ini hormon Adrenalin kita masih meningkat, jika harus diistirahatkan segera, maka bawaannya akan menjadi malas. mitos atau fakta, tentukan sendiri pilihannya haha...




Namun sangat disayangkan, kondisi cuaca kita saat menuju ke Danau Toba sedang mendung. waktu juga jika kita paksakan ke bawah, maka akan kemaleman pulangnya. Ini menyangkut keamanan bertualang saya, jadi saya putuskan untuk melakukan setengah dari perjalanan. Dari sini kita bisa melihat pemandangan air terjun sipiso - piso, meskipun terhalang oleh perbukitan. 
Untuk menikmati pemandangan ini, kami istirahat dulu sejenak sambil menyantap makanan dan minum segar memenuhi kebutuhan tubuh yang telah terkuras selama  berkillo - kilo meter jauhnya.

Ok, para blogger cerita saya menyentuh air dari  Danau Toba gagal kembali karena berbagai faktor. Jadi
setelah saya puas menikmati pemandangan disini dengan istirahat yang singkat ini, saya akan langsung kembali menuju wisata air terjun siposo-piso untuk mempersingkat waktu.

Sekian dulu kisah cerita versi saya, mohon maaf jika kurang memuaskan.

Selanjunya saya akan menceritakan pengalaman di Air terjun sipisopiso.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »